Kontroversi Seputar Kekerasan dalam Game – Game adalah salah satu media hiburan yang populer di kalangan masyarakat, terutama anak-anak dan remaja. Namun, game juga sering menuai kritik dan protes karena dianggap mengandung konten yang tidak sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku. Salah satu konten yang paling sering menjadi sumber kontroversi adalah kekerasan.
Kekerasan dalam game adalah penggambaran aksi atau perilaku yang melukai, menyakiti, atau membunuh makhluk hidup, baik manusia maupun binatang, dalam konteks permainan. Kekerasan dalam game bisa berupa fisik, verbal, psikologis, atau seksual. Kekerasan dalam game bisa ditampilkan dengan berbagai tingkat realisme, mulai dari yang kartunis hingga yang fotorealistis.
Beberapa alasan mengapa game menggunakan konten kekerasan adalah untuk menambah tantangan, keseruan, imersi, dan ekspresi bagi pemain. Game juga bisa menjadi sarana untuk melampiaskan emosi, stres, atau frustrasi yang dialami pemain dalam kehidupan nyata. Selain itu, game juga bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan, kritik, atau komentar sosial tentang isu-isu yang berkaitan dengan kekerasan, seperti perang, kriminalitas, terorisme, atau hak asasi manusia.
Kontroversi Seputar Kekerasan dalam Game
Namun, kekerasan dalam game juga menimbulkan dampak negatif, terutama bagi anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan kognitif, emosional, dan sosial. Beberapa dampak negatif yang sering dikaitkan dengan kekerasan dalam game adalah:
- Meningkatkan pikiran, perasaan, dan perilaku agresif, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
- Menyebabkan desensitisasi, yaitu penurunan respons emosional terhadap kekerasan yang terjadi di dunia nyata.
- Menurunkan rasa empati, simpati, atau peduli terhadap penderitaan orang lain.
- Mempengaruhi persepsi dan sikap terhadap realitas, yaitu menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang normal, wajar, atau dapat diterima.
- Mendorong peniruan atau imitasi perilaku kekerasan yang ditampilkan dalam game, terutama jika ada faktor lain yang mendukung, seperti identifikasi, motivasi, atau kesempatan.
Beberapa contoh game yang pernah memicu kontroversi karena konten kekerasan yang ditampilkan adalah:
Mortal Kombat, game pertarungan yang terkenal dengan gerakan mematikan yang sangat eksplisit, seperti pemenggalan kepala, perobekan jantung, atau penghancuran tubuh. Game ini menjadi pemicu dibentuknya badan rating video game, yaitu Entertainment Software Rating Board (ESRB), yang menginformasikan pemain tentang konten game dan usia minimal.
Grand Theft Auto (GTA), game aksi petualangan yang mengizinkan pemain untuk melakukan kekerasan, pencurian mobil, dan aksi kriminal lainnya. Game ini sering dikaitkan dengan beberapa kasus pembunuhan yang terinspirasi oleh game tersebut. Game ini juga menuai kecaman karena konten Hot Coffee yang berisi adegan tidak senonoh.
PlayerUnknown’s Battleground (PUBG), game battle royale yang menampilkan adegan tembak-menembak antara pemain. Game ini diduga menjadi inspirasi teroris yang melakukan penembakan sadis di dua masjid di Selandia Baru. Game ini juga dilarang di beberapa negara karena dianggap menimbulkan kecanduan dan gangguan mental.